Sabtu, 07 Juli 2012

Bingkisan hadiah itu bernama -do'a-

Tak pernah ku berbuat lebih padamu, yang aku ingat hanyalah sebuah kisah klasik dengan durasi yang sangat singkat..
Allah mentakdirkanku untuk mengenalmu hanya sebentar, tak ada setengahnya dari jatah hidupmu didunia..
Itulah yang menjadi alasan mengapa aku tak mengenalmu lebih jauh, yang aku ingat hanyalah fisikmu..caramu berbicara..caramu berjalan..dan sedikit dari sifatmu..
Yaa, tak banyak kan?
Terkadang, inginku mengenang kisah 'kita' tapi, apa yang harusku ingat-ingat??!


Ketika rasa rindu menyelimuti hati ini, ingin rasanya aku bertemu denganmu, memelukmu, berbagi cerita denganmu, dan bercengkrama denganmu.. Tapi, itu hanyalah 'khayal dan mimpi' semata, it never become true..


Yang dapat saya lakukan saat ini hanyalah mengirim sebingkis hadiah dari rasa rinduku, dari lubuk hatiku terdalam..
Sebingkis hadiah itu bernama do'a..
Sebait do'a yang aku susun dengan kata-kata yg indah,
sebait do'a yang aku kirim lewat Yang Maha Pendengar Do'a..
sebait do'a yang aku harap sudah engkau terima..
Sebait do'a yang dibalut rasa rindu serta air mata..


Jatinangor, 20.02.2012
at teras masjid kampus


(ditengah-tengah syuro)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar