Jumat, 20 Desember 2013

Akan Tiba Suatu Masa



Akan tiba suatu masa, ketika kau merasa kikuk jika berpergian sendiri, walaupun hanya sekedar membeli keperluan bulananmu.

Akan tiba suatu masa, ketika kamu merasa ‘sendiri’ menjaga malam dengan pekerjaan yang menumpuk.

Akan tiba suatu masa, ketika kamu merasa refreshing lebih seru berdua dengan obrolan penuh makna.

Akan tiba suatu masa, ketika kamu merasa makan malam lebih nikmat disantap bersama dibanding dengan sendiri dikamar kost lalu krik..krik

Akan tiba suatu masa, ketika kamu membutuhkan penjaga dalam safar-mu yang dekat ataupun jauh.

Akan tiba suatu masa, ketika kamu merasa tahajjud dengan imam permanen lebih syahdu daripada sendiri.

Akan tiba suatu masa, ketika kamu membutuhkan teman yang se-visi dan misi dalam hidup, merangkai dan merancang impian bersama.

Akan tiba suatu masa, ketika kamu merindukan sosok yang akan menggenapkan agamamu.
Ya, akan tiba suatu saat nanti aku merasakan hal ini. 

#Malam #MenjemputAsa

Jatinangor, 20 12 2013

Selasa, 10 Desember 2013

KAMMI ada #UntukIndonesia


Pagi selalu memiliki harapan baru yang bermekaran, seperti halnya pemuda-pemudi Indonesia yang pasti juga memiliki harapan luar biasa untuk membangun peradaban  bangsa esok hari. Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Daerah Sumedang, yang dinahkodai oleh Andhika Hady Yudha, S.Pt (alumnus Fak. Peternakan UNPAD) bersama para punggawa lainnya memulai hari minggu yang cerah dengan aksi turun ke jalan dalam rangka Deklarasi Gerakan Indonesia dan aksi pencerdasan Hari Anti Korupsi, dengan tagline #UntukIndonesia. Pasar pagi UNPAD-pun menjadi tempat aksi PD Sumedang dan masyarakat Jatinangor menjadi target utama.

Berbagai gesture hadir merespon aksi KAMMI pagi kali ini, tapi suara-suara lantang KAMMI tak menyurutkan semangat KAMMI yang hingga detik ini masih membara didada. Tak henti KAMMI meminta dukungan masyarakat sekitar hanya dengan tanda tangan dan foto sebagai symbol bahwa mereka mendukung kegiatan KAMMI Untuk Indonesia.

KAMMI bagaikan oase di padang pasir, memberikan harapan cemerlang untuk Indonesia esok. KAMMI berani bermimpi besar, karena KAMMI yakin, orang-orang yang bersama KAMMI adalah orang-orang yang juga memiliki mimpi besar untuk Indonesia. Bermimpi besar, dimulai dari langkah kecil hari ini. 

Untuk Indonesia, KAMMI ada, KAMMI nyata, KAMMI hadir mengobat luka ibu pertiwi yang sampai ini masih menyayat lubuk hati.

Bersama KAMMI, harapan itu masih ada. Untuk Indonesia, KAMMI ada.































Ini beberapa dokumentasi yang berhasil di capture :D
 

Rabu, 20 November 2013

RandoMind

Ricuh.. Ramai..
Semua sedang asik dengan dunianya masing-masing..
Aku? Aku pun semakin tenggelam dengan duniaku diantara bermacam ragam orang..
Tenggelam dalam hiruk pikuk semesta..
Dengan orientasi setiap orang yang berbeda-beda..
Suasana semakin memanas, selalu saja ada bom-bom yang diracik untuk kondisi ini..
Para peracik tak bertanggung jawab, yang hanya untuk menghangatkan udara dingin Jatinangor saat ini..
Aku? Kini aku berada diantara mereka. Ikut merasakan suasana panas yang sudah di setting.
Ah! dunia ini sungguh kejam, terkadang..
Tapi, mau tidak mau kau harus mau menjalankan peran-peran ini.. menjalankan dengan penuh kebahagiaan..

**
Malam, kau mengingatkan aku tentang mimpi itu..
Ya, setiap hari juga aku melihat list-list mimpi itu, tapi malam.. kau berhasil menstimulus alam bawah sadarku lagi..
Ya, aku punya mimpi, mimpi yang sudah aku tanam.. dan akan semakin subur dengan usaha dan doá yang maksimal.. kemudian biarkan Allah yang mengizinkan ada buah atau tidak pada tanaman mimpiku itu..
Allah, aku yakin, yang dapat memisahkan aku dengan mimpi itu hanyalah keputus-asaan.. jangan biarkan aku menjadi demikian..
Izinkan aku terbangun dan menatap langit yang lain dari biasanya kutatap, ya dilain waktu aku pasti bisa menatap langit itu, pasti :')

**
Lelah? hirup udara yang gratis ini sebanyak-banyaknya.. tanamkan selalu rasa syukur didirimu..
kelelahan ini belum seberapa, tengok lagi sejarah orang-orang terdahulu yang begitu luar biasa tak mengenal kata lelah.. ya belajarlah dari sejarah :')
Jangan biarkan lelah membuatmu lupa cara tersenyum.. tersenyumlah pada dunia, dengan begitu dunia akan kembali tersenyum dan membuat hari-harimu indah :')

**
Hei kamu! iya kamu yang disana! :')
Sebait doá dirangkai untukmu..
Semoga kamu selalu dalam penjagaan terbaikNya, semoga.
Terasing oleh jarak, namu akrab dengan doá-doá yang melangit :')
Berharap kita bertemu (lagi) dalam keadaan yang lebih baik dan dalam waktu yang tepat..
Apakah kita akan bertemu di hangatnya hujan? dinginnya kemarau? hangatnya pegunungan? atau dinginnya pantai?
Tidak pernah tau di dimensi mana kita bertemu (lagi)..

**
Langit, kamu selalu indah dengan pernak-pernik yang ada disana..
Dengan luar biasanya Dia menugaskanmu untuk menaungi manusia yang ada di atas bumi..
Ya, luar biasa.
Tapi, manusia-manusia (masih) banyak yang berkeluh kesah denganmu, langit.
Berkeluh kesah karena kamu kini sudah berganti terang: pagi, atau bahkan karena kamu berganti gelap: malam. Padahal semua ini disajikan untuk kita, ya untuk kita manusia.

**
Bersyukurlah, Bersabarlah dan Tersenyumlah :')











Perpustakaan,
20 November 2013

Jumat, 04 Oktober 2013

Konsep Tanam-Menanam versi Allah

Matahari yang bersimphoni dengan angin yang akan membantu para bunga dalam berkembang biak, dengan backsound Al-Kahfi nya Al-Ghomedi.. lirih menyapa seperti angin yang menyapa dedaunan hijau ditengah musim panas..

Hari ini hari jum'at, hari raya-nya ummat muslim, hari yang penuh berkah. Sembari menunggu kaum adam menunaikan sholat sunnah yang wajib: sholat jum'at, aku disini, lagi-lagi bersama benda-benda mati yang menemani. Sedikit mencari inspirasi ditengah panasnya udara. Teringatku tentang orang-orang itu, hari ini mereka membuatku berdecak kagum dengan segala hal positif yang ada pada mereka, tentu dengan sisi yang berbeda.. :')

Yang pertama Pak Doktor. Ya, sebut saja Pak Doktor, karena memang demikian gelarnya. Semester ini kedua kalinya aku di didik beliau. Di didik loh bukan di ajar, lain ya.. :') 
Cara beliau dikelas-lah yang membuatku berkata demikian. Sejak pertemuan pertama dengan beliau, beliau selalu menekankan "konsep proses" bukan "konsep hasil" selalu demikian. Dan ketika pertemuan kesekian, sekian dan sekian, beliau selalu mengingatkan hal ini lagi. Buatku, inilah cara mendidik. Beliau mampu membentuk paradigma, ini bagiku. Bahasa beliau yang lain dari dosen yang lain membuatku selalu tertarik ketika di didik olehnya. Dan ada beberapa pemikiranku yang terbentuk setelah kuliahnya. Dan, aku semakin sadar, bahwasanya saat ini, Indonesia sedang butuh orang-orang seperti ini. Orang-orang yang mampu mendidik bukan hanya -mengajar-. Hanya orang-orang terdidiklah yang mampu mendidik, dan mengajar? semua orang bisa. Semoga rahim bangsa ini terus melahirkan pendidik yang kompeten dengan pondasi akhlaq yang kokoh tentunya. Semoga :')


Yang kedua ini tentang seorang ibu paruh baya yang aku kenal disini hampir 1thn lebih. Sebut saja Ummi. Tadinya aku enggan untuk datang kerumah Ummi untuk hadir dikelas tahsin jam 10.00 pagi ini, selain karena sebelumnya ada kuliah yang kadang selesainya ngaret, juga adik-adik mentor banyak yang minta mentoring sebelum juma'atan. Alhasil, Allah-lah yang menggerakkan kaki juga hatiku untuk kerumahnya. Aku datang kesana, dan kelas tahsin sudah dimulai ternyata. 90 menit kelas, selesai, ustadznya ingin segera menunaikan kewajibannya sebagai kaum adam: sholat jum'at. Dan sebelum pulang aku sempat bincang sedikit dengan Ummi. Dan, "fabiayyi aalaairabbikumaa tukadzdzibaan.." penggalan ayat ini seakan terngiang dihatiku. Benar, "Maka nikmat Tuhan kamu manakah yang kamu dustakan?". Memang sengaja ayat ini diulang hingga 31x dalam surat Ar-Rahman, ini sebagai pengingat bahwasanya manusia sering sekali lupa akan nikmat Allah yang begitu banyak. 
Alhamdulillaah, big thanks to Allah.. karena begitu banyak orang-orang baik yang ada disekitarku meskipun aku jauh dari orang tua, selalu saja ada pertolongan dan nikmat yang datang. Inilah takdirNya, bukan kebetulan :') AllahuAkbar.
Kebaikan Ummi itu, serta orang-orang yang ada disekitarku saat ini sungguh membuatku sering berdecak kagum dalam hati. Semoga Allah selalu memberkahi kehidupan mereka dari hari ke hari. Dan sikap orang-orang yang berbuat baik selalu memotivasiku untuk bisa berbuat demikian semampuku, karena aku yakin dengan "konsep tanam-menanam" versi Allah. Boleh jadi, kebaikan orang-orang hari ini kepadaku adalah "panen" dari orang tuaku ataupun orang-orang terdahulu lainnya.  Bisa jadi bukan? Dan, inilah yang ingin aku siapkan untuk anak-anak serta cucu-cucuku nanti, walaupun mungkin aku tidak bisa "memanen" benih itu sekarang, setidaknya aku sudah menyiapkan "saldo" untuk mereka dihari esok. 

Indah bukan dunia ini? Indah dengan kebaikan yang selalu tersebar dimanapun :')


 -Jatinangor, Graha Suhardani, 4 Oktober 2013-
~Jumu'ah mubarak~

Kamis, 03 Oktober 2013

Tears in dhuha..

"...laa yukallifullahu nafsan illah wush'ahaa.."
Penggalan ayat yang cocok untuk saat ini. Tidak mungkin seorang guru SD memberikan soal anak SMA untuk mereka ujian. Tidak mungkin.

Semua terasa crowded, ya?
Sabar yaa sholihaah.. semua ini tak akan lama kok, yakinlah..
Dan suatu saat kamu pasti akan rindu masa-masa ini, yakinlah..

Yakinilah dengan penuh dan jangan biarkan ragu mewarnai walau hanya setitik, oke? :')
Kamu berdo'a untuk menjadi wanita yang tegar, kan? Dan inilah ajang pembuktian itu sholihaah..
Buktikan, bahwa kamu bisa..

Kamu tidak pernah berjalan sendiri, ada Allah yang selalu menyertai hari-hari indahmu.. yang menidurkanmu dikala sudah jenuh dengan hari-hari yang padat dan yang akan membangunkanmu dengan sambutan pagi yang penuh harap..berharap hari itu dilalui dengan indah juga..

Bagaimana dengan air mata ini? Ini hanya luapan emosi dan perasaan yang terakumulasi. Kapan saja ia bisa keluar, dan tak ada bendungan yang bisa menahannya. Menangislah jika itu membuatmu lebih lega :')
Dan jadikan tilawah sebagai penghiburmu, atau mendengar suara wanita disebrang sana? Keduanya bisa menjadi obat kesedihanmu..

Teringat nasihat seorang sahabat dikala sore "serahin aja semuanya sama Allah, toh kita ga punya apa-apa, kan? Hehe..."
Pundak Allah-lah yang paling kokoh, menangislah di pundakNya :')

**mama, maaf ga bisa nemenin rontgen.. sehat terus ya ma :')

Selasa, 01 Oktober 2013

Be Economgenic-Sastragenic-Religigenic

Aku adalah salah satu orang yang tidak percaya dengan teori kebetulan, tapi yakin dengan teori Tuhan. Karena itu pasti semua sudah ada di skenarioNya, sekalipun itu hanya sebuah pertemuan singkat dengan seseorang. 

Dan, takdir ini tentang passion. Ya, passion yang selama ini aku cari.
Tepatnya kemarin, hari senin. Di pagi hari selepas agenda rutin ruhiyah, aku naik ke kasur (lagi) dengan niat mau tidur (lagi) karena masih ngantuk, tapi mata ini tidak berkompromi dengan hasrat ngantuk, malah jadi asik nge-net di hp dan tumblr-walking. Kemudian, tertariklah dengan sebuah reblog dari akun seseorang yang mampir di dashboard-ku. Disana ada tulisan seorang pria yang menceritakan tentang kisah keluarga kecilnya (dia-istri-dan-calon anak). Romantis, manis, dan cukup membuat melting ~

Terlepas dari esensi tulisan si pria itu, aku jadi tau satu lagi karakter penulis yang baru aku baca tulisannya.
Siangnya, aku janjian dengan si mas'ul, katanya dia mau pinjemin buku untuk referensi TOR acara kita. Pas ngeliat bukunya, ternyata itu buku si pria yang aku baca tulisannya di tumblr tadi pagi.
Masyaa Allah.. semua sudah diatur dan saling berkesinambungan. Dan pada siang itu juga aku melihat koleksi buku-buku si mas'ul, beeeuh bikin melting juga. Beliau bener-bener niat banget untuk buat perpus pribadi (itu yang aku baca dari caranya memiliki buku). Kemudian ada dua buku yang menarik perhatiannku, pertama buku kumcer inspiratif yang disana ada tulisan si mas'ul, God! Makin makin makin melting plus envy bacanya (dalem hati, kapaaaan giliran aku bisa begini?). Yang kedua, si mas'ul dapet tandatangan penulis buku, dari penulis itu ada catatan buat si mas'ul "seratus tahun setelah kamu meninggal, siapa yang akan menyebut namamu?" (Catatan ini bener-bener bikin hati jleb, melting, and speechless :'|). 

Kemudian,  takdirNya membawaku ke siang hari yang cerah ini. Lagi-lagi sedang tumblr-walking. Terpusatlah perhatianku pada akun-nya ikhwan ITB yang membuat tulisan dengan judul sastragenic. Tsaaah, pas dibaca, ternyata itu nice bangetlah! Seakan aku mengalami hal itu ke mereka (para penulis yang belum pernah aku jumpai). Tidak peduli seperti apa fisik mereka, tapi mereka berhasil "meracuni" pikiranku dengan segudang kata-kata yang menjadi sihir. Itulah mengapa mereka disebut sastragenic.

Well, how about me?

Aku yang berbasic economic'ers banget, bisa gak ya jadi orang-orang yang bisa menginspirasi banyak orang dengan julukan sastragenic itu?
Seperti di awal tulisan tadi, ini tentang passion. Seakan semakin tau mana yang aku suka dan jalani dengan hati. Menulis. Terlepas tulisanku lebih banyak yang abstrak. But, i loved it!
Jadi inget dulu waktu baru masuk kuliah, ibu bilang gini "ade itu, cocoknya sama pekerjaan yang pake hati, menjahit, menulis dan yang sejenisnya". Sekarang, kalimat itu terulang kembali. Ditambah lagi dengan skenarioNya yang berhubungan akhir-akhir ini. Membuat passion itu menggebu kembali dengan sejuta alasan yang ada.

Jadi, menjadi economgenic yang sastragenic berbasic religigenic adalah bukan hal yang mustahil, kan?:)

Dan waktu yang akan menjawabnya, entah 1, 5, 10 atau bahkan 20 tahun lagi. Pasti akan aku dapatkan jawabannya dengan proses yang maksimal :')

Buku yang dikasih pinjem adalah: Sewindu, cinta itu tentang waktu-Tasaro GK.
Akun link itu adalah: www.kurniawangunadi.tumblr.com
Silahkan sambangi keduanya :')

-Jatinangor, 1 Oktober 2013-
Anw, Selamat Hari Pancasila, Indonesia!

Senin, 30 September 2013

Kehilangan Jarak

Assalamu'alaykum ukhti sholihaah..

Apa kabarmu?
Hmm.. nadhia rindu loh sama kamu, hehe. Apa banget ya? Segala rindu, padahal masih bisa ketemu tiap harinya :p
Nadhia kutip kata "rindu" ini.. bukan rindu akan sebuah pertemuan yang intens, tapi rindu akan ada sesuatu yang hilang diantara kita.
Kamu merasakannya juga ga?

Keadaan kita saat ini menyadarkanku tentang definisi jarak. Ya, jarak. Ternyata tidak selamanya jarak yang sejengkal, sehasta ataupun sedepa akan mempengaruhi ke-harmonisan sebuah hubungan. Bahkan, jarak itu perlu menjadi bumbu dalam sebuah hubungan, agar ia semakin erat dan semakin saling mengingat. Tapi nyatanya juga, banyak anak manusia yang tersiksa karena jarak.
Aku pun tidak ingin menyalahkan jarak kita saat ini. Bahkan, aku sangat bersyukur atas kesempatan ini, dimana aku bisa kapan saja bersua, berkunjung kepadamu.
Tapi..
Saat ini, semua itu tidak semudah aku membuat tulisan ini. Sekarang dan dari beberapa bulan lalu, seakan ada tembok pembatas diantara jarak kita yang dekat.
Mungkin, aku yang terlalu 'autis' dengan aktifitasku..
Mungkin, aku yang kurang peka kepadamu..
Mungkin, iman-imanku sedang lemah sehingga berimbas kepada ukhuwah kita..
Mungkin, aku manusia ber-ego tinggi yang selalu saja menurutinya tanpa peduli dengamu..
Mungkin, sikap tertutupku padamu yang membuat tembok itu semakin tebal dan tinggi..
Aku yakin, kemungkinan itu pasti lebih banyak datang dari aku. Maafkan aku ya sholihaah :'(
Aku tau bahkan merasakannya, bahwa anak perempuan menjelang wanita-remaja menjelang dewasa-sekalipun itu akhwat, yang katanya kita termasuk kedalam golongan itu sekalipun, butuh perhatian yang agak lebih, butuh seseorang yang siap sedia untuk bisa menjadi pendengar cerita meskipun hanya didengar dan tak diberi solusi cemerlang.

Dan di usia seperi kita ini, memang rentan dengan hubungan 'istimewa' yang biasa disebut 'pacaran'.
Wallahu'alam sholihaah, inilah salah satu kesalahanku padamu. Aku sebagai orang yang menjadi saksi berhijrahmu merasa kehilangan, merasa ada yang merampasmu dariku.

Dulu, kita pernah membahas tentang hubungan istimewa itu, bukan? Dan dulu, seakan kita sepakat bahwa kita tidak setuju dengan jalan itu. Tapi, lagi-lagi, ini adalah hasil ke-egoanku padamu.
Kau tau? Aku akan tetap menjadi Nadhia yang dulu, yang suka bermanja denganmu, Nadhia yang masih suka dengan boneka spongebob dan hingga detik ini boneka itu masih setia menemani aku tidur :D, aku juga masih Nadhia si anak mama yang suka cerita tentang mama dan kakak. Ya, aku masih Nadhia yang dulu. Juga dengan hati dan telinga ini yang masih sama dengan dulu, yang masih siap sedia tuk mendengarkan ceritamu yang banyaaaak :D

Aku rindu itu sholihaah :'(
Hal ini menjadi koreksi besar untukku.
Maafkan aku yah, meskipun aku tau kamu tak akan baca tulisan ini.

Miss you so much :'(

Selasa, 24 September 2013

Random (II)

Taraaaaaaa! welcome back to Nangor, Nadh! *tsaaaah..
setelah 3 bulan pergi melambaikan tangan dari Nangor, tepatnya Rabu 11 Sept kemaren balik lagi ke Nangor. Kayak ga sabar gitu mau liat perubahan Nangor serta orang-orangnya.

aaaand, you guys? balik ke Nangor kali ini sebagai mahasiswa tingkat akhir, hiks.. cepet pisanlah waktu berputar. Dan ga sabar juga, gimana rasanya nyusun Tugas Akhir itu :'D

cem-macem euy rasanya, disaat tingkat akhir gini, amanah terasa menggila. Dengan jumlah setengah jari tangah. Mencoba calm menjalaninya, dan selalu husnudzon. Kalo dibayangin mah, gak akan ada abisnya, hehe.

Setengah pekan pertama di Nangor, ga bisa diem di kost. Ada aja perlunya di luar kost. Padahal belum mulai kuliah, tapi riweuhnya kayak orang lagi kuliah. Seakan "membayar, hutang-hutang" pas balik ke Nangor tuh. Ketemu si ini, si itu, melepas rindu, ngerjain ini, ngerjain itu yang ke pending gegara liburan :'D

Jadi inget, ahad lalu, bareng anak-anak KAMMI yang lain, kita jenguk Kak Nandang. Dengan gaya kekeuh si gue, jadilah kita ke Sumedang dengan modal nekat yang entah setebal apa, haha. Kalo diinget, Nadhia kayak melakukan pembohongan publik sama orang-orang itu, maaap bangeeet T_T
*semoga ga ada yang baca tulisa ini, hihii*
daaaaaan, begitu tiba dirumahnya, ketemu orangnya, ada rasa lega yang hadir. Lega karena bisa ketemu lagi sama Kak Nandaaaang. Dari bulan Juni dong kita ketemu terakhir, itupun dibatasi hijab karena lagi syuro. Haha. Kangen pisanlah sama crew M. Natsir beserta nahkodanya yang jarang hadir karena sakit. Semoga cepet sembuuuuuuuh :')

**
Random (II) ini ngebahas lebih banyak tentang organisasi yang lagi digeluti. Back to Nangor itu diingatkan dengan banyak amanah. Hey Nadh! lo tuh sebagai ini loh, lo tuh sebagai itu loh! ayo kita kerjakan lagi proyek Allah ini *istilahnya gitu*
Tapi ternyata, ada hal yang pelik hadir, ketika ingin bersemangat kembali. Seperti kecolongan, harus miss sama salah satu crew. Hey! we're missed you, so much! wake up brother, we always waiting for you in here! ALWAAAAYS! *semoga dia baca*
Dan kemarin pun, janjian ketemuan sama si brother, ngobrol banyak dan panjang. Sampe si brother meneteskan air matanya :'(. Maap yaaa, ini hanya bagian dari usaha kita. Selebihnya, do'a-do'a tersembunyi itulah yang akan mustajab, insyaAllah.

Kau tau? tak perlu menjadi manusia langit, jika menjadi ketua. Kalo harus menunggu seperti itu, Pak SBY pun tak layak menjadi presiden kita. Brother, yang kita butuhkan adalah belajar, belajar dan memantaskan diri. Karena proses belajar itu adalah seumur hidup. Tentunya dengan kesabaran. Semuanya itu butuh proses dan proses segalanya. Kau juga tau kan, bahwa hasil tidak menjadi nomor utama dan pertama dari kebanyakan peristiwa, dan kau pasti tau yang dilirik adalah prosesnya :')
Dan juga memantaskan diri dengan apa yang sedang dijalani, bukan untuk pencitraan loh! tapi untuk menjadi lebih baik dari hari ke harinya.. :')

Seperti hal-nya semangat yang mudah menular, ternyata "low-bat" itu juga ya? aah! entah pikiran aku yang bagian mana, yang berhasil mengirimkan sms yang menyatakan aku give up ke para sesepuh itu. Dan hingga detik ini, aku masih bungkam jika ditanya. Anak mama dasar! selalu pake perasaan!
Semangatku seakan stuck disini :'(
Berusaha menyemangati si brother tapi stock semangat untuk diri sendiri pun semakin low..
Allaah :'(
Aku juga sadar kok brother, kalo disini itu tuh minim perhatian. Tapi, bukan itu kok yang dicari. Sekali lagi, semua ini adalah proses belajar untuk kita semua. Mungkin dengan adanya hal demikian, kita bisa menjadi lebih dewasa lagi, lagi dan lagi.
Mendengar cerita si brother pas kemarin, aku jadi inget, dulu pernah kok aku mengalaminya. Haha. Ababil banget yah seumuran kita ini. Tapi entah kekuatan apa yang bisa bikin aku move on.
Brother juga harus move on ya! yippiie! semangat brotheer! haha.

Brother tau? kita semua sayang sama brother, ada yang bisa show up gimana perhatiannya, tapi ada juga yang hanya dalam diam memberikan perhatian. Setiap orang tuh beda-beda, catet yah hehe.

Pokoknya, kita pintu rumah kita akan selalu terbuka untuk brother :')
dan akan ada banyak telinga dan hati, yang siap untuk mendengar keluh-kesah brother, percayalah :')

Semangat yah brother! semangat dimanapun kamu berada :')

*dari jundimu, yang masih childish, hehe ^^v
 

Random (I)

Let's say with Basmallah :')

waaah, dah lama ga nge-blog disini, selain belom punya pulsa modem juga kayak ga sanggup gitu buat merangkai kata-kata, padahal kadang ada aja ide buat nulis.. hiks :'( butuh banyak baca nih kala tangan kaku untuk menulis -quote-

Sebenernya mah banyak kisah akhir-akhir ini, macem-macem kategorinya *gayalaaah :'D
Dari kisah keluarga, diri sendiri, teman sampe organisasi *fiyuuh ~

flashback dikit yuk! biar ada goresannya di tiap kejadian, walau hanya satu atau dua paragraf :')

**
Sekitar hampir sebulan setengah yang lalu, dapet kesempatan lagi buat bersilaturahim jarak jauh: mudik. Mudik ke kampung-nya mama, Palembang! cihuy bangetlah bisa kesana lagi, setelah 5 tahun ga kesana. Haha. Dan waktu kemarin kesana datang dengan keadaan yang beda, hehe. 
Selama disana, hal yang paling menyisakan ingatan itu adalah tentang kondisi rumah nenek yang sudah tua. Sedih ngeliat bangunan tua yang masih kokoh itu. Warna cat-nya ga berubah, tetap putih, hanya saja sudah begitu banyak noda di dinding-dinding tua. Kini, tak ada lagi anak atau kerabat nenek yang tinggal disana. Yang ada hanyalah barang-barang tua nan langka, serta kenangan. Yap! kenangan yang tak ternilai harganya. Meski dan walau aku ga pernah stay lama dirumah itu, tapi memory ketika datang kesana selalu melekat jelas diingatan. Dulu, waktu kerumah itu, rumah masih rame. Rame dengan kedatangan uwak, serta sepupu-sepupu ataupun keponakan. Suka lari-larian di dapur rumah nenek yang gede banget, haha, dasar anak kecil. Trus juga suka takut kalo mau keatas sendirian. Suka main ke kebun belakang rumah juga, bahkan waktu itu kakak pernah kecebur di empang buatan di belakang rumah, gara-gara kita main perahu pelepah pisang sama kakak sepupu, haha, itu tuh kenangan yang ga bisa dilupain. 
Ah! rumah itu, unik banget, kenangan dan bangunannya yang unik.
Kini, silih berganti orang datang kerumah itu, dan kini satu persatu pemilik rumah itu pergi, ada yang pergi selamanya dan ada pula yang hanya berpindah jarak, contohnya mama. 
Sempet nanya gini ke mama "mama ga sedih ngeliat rumah nenek sekarang?" dan mama jawab "ga sedih, cuma pilu" T___T
Semakin sadar, semegah apapun bangunan yang kita buat, toh nantinya juga akan kita tinggalkan, cepat atau lambat. Dan kini, rumah yang besar itu, seakan hanya menjadi museum keluarga besar Kakek dan Nenek Palembang. Sedangkan memori-memori indah itu, biarlah ia hidup sepanjang usia orang-orang yang pernah tinggal disana, meski bangunan itu tak lagi terurus :'(

Jika saja, dinding-dinding rumah itu dapat berbicara, mungkin mereka tak ingin ditinggal pergi oleh penghuninya. Tapi, inilah hidup, tak selamanya kita tinggal dibumi ini..

Maka, ada bangunan yang semakin kita tinggalkan, maka semakin kita ingin kembali padanya. Itu adalah rumah serta dengan kenangannya :')

sayang, ga punya dokumentasi rumah nenek, nyesel banget lupa fotonya :(
oh ya, sebelum pulang ke Jakarta, uwak bilang gini "janji ya untuk balik lagi kesini" dan aku hanya menjawab dengan senyuman. Dalam hati berkata "one day, InsyaAllah.. :')"



Dokumentasi pribadi : Foto Jembatan Ampera dibawah langit cerah :')

Jumat, 16 Agustus 2013

Act Egypt

16 Agustus 2013, satu pekan setelah Hari Raya Idul Fitri. Tepat dihari Jum'at yang penuh berkah, di bumi pertiwi ini, ada 18 titik aksi solidaritas #SaveEgypt. Aksi akbar yang serentak diserukan guna menyuarakan isi hati kami, masyarakat Indonesia yang terdiri dari banyak elemen, bahwa kami peduli dengan mereka, saudara se-iman kami. Meski kami berdiri di masing-masing pijakan, tapi kami memiliki tujuan yang sama. Segala bentuk label politik, organisasi, dan berbagai kepentingan egois lainnya seakan kami lupakan demi saudara-saudara kami. Karena sudah menjadi rahasia umum, bahwa tragedi ini sudah bukan lagi kita liat atas nama organisasi, tapi atas dasar kemanusiaan. Dalam kurun waktu beberapa jam saja, sudah ribuan orang tak bersalah mati, dan kami semua berharap, mereka mati syahid. Itulah tujuan mulia dalam hidup seorang muslim --syahid-- dan saat ini mereka sedang menjemput seni kematian terbaik, terindah --syahid-- 
AllahuAkbar :'(

Begitu dahsyatnya gelombang iman yang Allah titipkan pada hati-hati ini, mengapa? Karena sesuatu yang bernama iman itu berbuah manis. Kami memang tak pernah melihat sekalipun saudara-saudara yang ada disana, bahkan tak pernah kami bisa bayangkan seperti apa wajah mereka. Tapi, begitu kami mendapat kabar bahwa mereka tertindas, teraniaya dengan alasan yang tidak jelas, seakan membuat kamipun sakit. Karena memang begitulah hakikatnya ummat islam, bersaudara dan diibaratkan sepert satu tubuh.

Saudaraku, langit Jakarta hari ini seakan turut mendukung aksi solidaritas kami. Ribuan massa aksi hadir disini. Tak hanya manusia-manusia dewasa tapi banyak juga makhluk kecil bermata bening yang hadir ditengah kerumunan massa. Dimulai dari Pkl 10.00 WIB dari depan gd. UOB, kami para mahasiswa dari berbagai almamater dan bendera organisasi memulai 'pemanasan'. Dengan kontrak waktu yang diberikan oleh Pak Polisi sampai Pkl 10.30 ditempat itu, cukup membuat semangat kami terbakar oleh orasi dari para orator juga dengan panasnya mentari yang bersahabat. Tidak lupa, taujih Rabbani dibawakan oleh salah satu ikhwan dari UNJ, surat yang dilantunkan adalah As-Shaff :') semakin syahdu rasanya aksi kami ini. Sang korlap, mahasiswa FISIP UI membawa kami hanyut dalam suasana aksi, pembacaan press release yang dibacakan oleh Ketua Salam UI, semakin membuat kami yakin mengapa kami memilih untuk berpanas-panas ria diatas aspal jalanan ini. Massa aksi akhwat pun dimobilisasi dengan metromini yang sudah disiapkan untuk menuju TKP (Istiqlal) TKP berubah haluan karena di HI akan ada sterilisasi untuk HUT RI, besok. Tapi tak membuat niat dan semangat kami berubah haluan.

Masjid Istiqlal menjadi saksi bisu dari para pejuang jalanan itu, berkumpul, melingkar di satu dan lain tempat. Mengisi energi raga dan jiwa. Sholat Jum'at yang dilakukan para ikhwan sangat menggetarkan qalbu, 3 lantai dari masjid terbesar se-Asia Tenggara itu penuh oleh jama'ah, diakhir sholat jum'at, sang imam tidak lupa mengajak para jama'ah membacakan qunut nazilah untuk kaum muslimin di dunia ini. Selesai salam, imam langsung bangkit tuk mengajak jama'ah sholat ghaib. Semakin membuat hati bergetar. Lebih dari 40 kepala mendo'akan mereka, belum lagi para malaikat yang menaungi langit-langit masjid, seakan semakin yakin bahwa do'a kami akan terkabulkan :')

Setelah dirasa cukup atas asupan jiwa dan raga, kami semua melakukan longmarch dari istiqlal menuju kedubes AS. Awalnya, barisan kami hanyalah barisan mahasiswa, lama kelamaan menjadi bersatu padu dengan masyarakat umum, para abi'ers, ummi'ers yang membawa 2, 3, 4, 5 anaknya tidak mau kalah. Menyanyikan beberapa nasyid haroki, bertakbir yang seakan menggetarkan langit yang cerah. Kalian tau saudaraku? tidaklah saling mengenal lama kami, para massa aksi, wajah mereka terasa asing, bersua pun kebanyakan baru siang tadi. Tapi ada hal aneh yang membuat kami merasa nyaman, meski berdesak-desakkan, ukhuwah islamiyah.. ya, ukhuwah islamiyah yang membuat kami merasa nyaman. Itulah salah satu efek dari iman kami.

Rabb, begitu indahnya ukhuwah kami ini.. semoga saja iman kami terus menggelora hingga ruh berpisah dari jasadnya. Istiqomahkanlah kami, meninggalkanlah kami dalam keadaan khusnul khotimah, juga syahidkanlah kami.. seperti mereka, saudara kami di Mesir, yang syahid.. InsyaAllah :')

Aku, Kami, mencintai kalian wahai saudara seiman.. karena Allah. Teruslah berjuang menegakkan kebenaran, karena Allah akan menolong para jundullahNya..