Senin, 30 September 2013

Kehilangan Jarak

Assalamu'alaykum ukhti sholihaah..

Apa kabarmu?
Hmm.. nadhia rindu loh sama kamu, hehe. Apa banget ya? Segala rindu, padahal masih bisa ketemu tiap harinya :p
Nadhia kutip kata "rindu" ini.. bukan rindu akan sebuah pertemuan yang intens, tapi rindu akan ada sesuatu yang hilang diantara kita.
Kamu merasakannya juga ga?

Keadaan kita saat ini menyadarkanku tentang definisi jarak. Ya, jarak. Ternyata tidak selamanya jarak yang sejengkal, sehasta ataupun sedepa akan mempengaruhi ke-harmonisan sebuah hubungan. Bahkan, jarak itu perlu menjadi bumbu dalam sebuah hubungan, agar ia semakin erat dan semakin saling mengingat. Tapi nyatanya juga, banyak anak manusia yang tersiksa karena jarak.
Aku pun tidak ingin menyalahkan jarak kita saat ini. Bahkan, aku sangat bersyukur atas kesempatan ini, dimana aku bisa kapan saja bersua, berkunjung kepadamu.
Tapi..
Saat ini, semua itu tidak semudah aku membuat tulisan ini. Sekarang dan dari beberapa bulan lalu, seakan ada tembok pembatas diantara jarak kita yang dekat.
Mungkin, aku yang terlalu 'autis' dengan aktifitasku..
Mungkin, aku yang kurang peka kepadamu..
Mungkin, iman-imanku sedang lemah sehingga berimbas kepada ukhuwah kita..
Mungkin, aku manusia ber-ego tinggi yang selalu saja menurutinya tanpa peduli dengamu..
Mungkin, sikap tertutupku padamu yang membuat tembok itu semakin tebal dan tinggi..
Aku yakin, kemungkinan itu pasti lebih banyak datang dari aku. Maafkan aku ya sholihaah :'(
Aku tau bahkan merasakannya, bahwa anak perempuan menjelang wanita-remaja menjelang dewasa-sekalipun itu akhwat, yang katanya kita termasuk kedalam golongan itu sekalipun, butuh perhatian yang agak lebih, butuh seseorang yang siap sedia untuk bisa menjadi pendengar cerita meskipun hanya didengar dan tak diberi solusi cemerlang.

Dan di usia seperi kita ini, memang rentan dengan hubungan 'istimewa' yang biasa disebut 'pacaran'.
Wallahu'alam sholihaah, inilah salah satu kesalahanku padamu. Aku sebagai orang yang menjadi saksi berhijrahmu merasa kehilangan, merasa ada yang merampasmu dariku.

Dulu, kita pernah membahas tentang hubungan istimewa itu, bukan? Dan dulu, seakan kita sepakat bahwa kita tidak setuju dengan jalan itu. Tapi, lagi-lagi, ini adalah hasil ke-egoanku padamu.
Kau tau? Aku akan tetap menjadi Nadhia yang dulu, yang suka bermanja denganmu, Nadhia yang masih suka dengan boneka spongebob dan hingga detik ini boneka itu masih setia menemani aku tidur :D, aku juga masih Nadhia si anak mama yang suka cerita tentang mama dan kakak. Ya, aku masih Nadhia yang dulu. Juga dengan hati dan telinga ini yang masih sama dengan dulu, yang masih siap sedia tuk mendengarkan ceritamu yang banyaaaak :D

Aku rindu itu sholihaah :'(
Hal ini menjadi koreksi besar untukku.
Maafkan aku yah, meskipun aku tau kamu tak akan baca tulisan ini.

Miss you so much :'(

Tidak ada komentar:

Posting Komentar