Jumat, 28 Februari 2014

Mau Nulis Ah!

Mau Nulis Ah!

Kata orang, kalo ga punya inspirasi tapi mau nulis, yaa nulis aja apa yang ada di benak :D

Well, jadilah judulnya "Mau Nulis Ah!" hehe..

mau buat tulisan di penghujung Februari ini. Bulan ini, akhir bulannya lebih cepet, jadi makin banyak saying Hamdallah deh buat anak kost #eh :D

mau mengabadikan hari ini aja lewat tulisan, biar next time bisa senyam-senyum sendiri kalo bacanya
Jum'at. Curhat. Penat. Padat. Hectic. Oalaah -,- nano-nano hari ini.

 **
Ngampus,
Urus surat-surat akademik,
ke Perpus,
Dengerin curhat temen yang ditolak draftnya :'(
Bimbingan dengan dosen yang flat banget ekspresinya -,-
Bolak-balik fotocopyan,
Ngeprint,
Ke TIKI ngirim lamaran,
Beli snack buat praDM,
Jemput akhwat Sumedang,
Ke Muskam,
PraDM --> ter-charge lagi tsaqafahnya, senang..senang :D

Finally, back to dorm! :D

**
Oalaah, berasa hectic banget. And I felt like that every friday! -_-
But, i'm happy! really happy!
Ada kepuasan tersendiri kalau udah memasuki senja dan sudah melakukan banyak hal. Ketimbang cuma dikosan aja "nyetrika kasur" -_- haha.

**
Nangooooor, i feel comfort with you :3
Ditiap harinya, ada aja cerita baru yang tergoreskan.

**
Ohya, jangan keseringan 1x24 jam yaa baru ketemu nasi, tubuhmu punya hak yang harus dipenuhi! huft~~

**
And, besok aku akan kumpul sama Circle Genks!
Huaaaa, long long looong time no see bangeeeets. Miss you, Genks! :3

**
Good night!
Sampai jumpa bsok Putri Bumi, dibulan Maret yang pasti lebih kece!
Berbahagialah selalu yaa ^^

-Dorm Sweet Dorm,
Wisma Aida, Jatinangor :)

Selasa, 18 Februari 2014

Bersamamu

Sebut saja kamu Spongebob, karena aku mendapatkan julukan Patrick-nya -_- haha, lucu memang kita. Berkesempatan bersama denganmu (lagi) dalam kurun waktu yang entah sampai kapan membuatku bahagia. Kenapa? Karena hal ini yang aku nantikan setelah adanya kisah silam yang kelam. Aaah, sudahlah! itu hanya bagian dari masa lalu yang akan menjadi kenangan diantara kita. Dan mungkin tak akan pernah kita bahas pada saat ini ataupun saat-saat setelah ini. Cukup kita memetik hikmahnya dan menjadikan si Patrick semakin mengenal si Spongebob pun sebaliknya :p

Qodarullah memang. Di penghujung waktu kita ini, Allah menjadikan kita bersama kembali. Meski awalnya aku sempat bertanya, apakah motif dari kebersamaan kita ini (lagi?). Tapi sudahlah, itu hanya bisikan setan yang tidak menyukai kebersamaan kita. 

Hey, si Patrick ini tidak berubah, kan? Iya, si Patrick masih saja dengan sifat manjanya. Apalagi kebersamaan kita yang hampir tiap waktu membuat aku lebih sering bermanja denganmu. Entah kamu yang memasak untuk kita makan, entah kamu yang bersikap lebih dewasa dsb, hihii.. banyak deeh. Yang pasti, kamu salah satu sohib yang paling sabar dengan segala tingkahku yang kata orang freak -_-

Berada disatu atap, melangkahkan kaki di pagi hari bersama, tidur diatas kasur yang sama, memakan makanan yang (hampir) selalu sama, membuatku bersyukur karna Allah mengizinkan aku untuk merasakan moment-moment indah ini (lagi). Waktu memang akan membawamu pada penghujung kerinduan. Ya, karna aku sempat rindu padamu akan hal-hal diantara kita.

Kau tau, Spongebob? Kelak ketika kita dewasa dan sudah memiliki kehidupan masing-masing, akan sulit menemukan golden moment seperti saat ini. Karena orientasi kita sudah berbeda. Pun sudah memiliki dunia yang berbeda pastinya. Kalau kata Project Pop sih "Jika tua nanti kita tlah hidup masing-masing, ingatlah hari ini" :D

Bahagia itu sederhana, karena bersama denganmu cukup membuatku bahagia :)

**
Selamat Malam, Spongebob. Salam Bahagia akan dibisikkan oleh angin malam untukmu :)

**
Bandung, Gg. Adikacih, kosan Ibu Mely (yang akan menjadi saksi bisu cerita kita).

Senin, 17 Februari 2014

Aku Harus Mencintainya



Dengan segenap logika dan perasaan, aku harus rela ia membersamaiku selama hampir 6 tahun. Meski aral-rintangan sering menghampiri kita. Tapi aku harus terus bertahan dengan alasan “sudah terlanjur basah” aiih, bolehkah alasan ini aku gunakan hingga detik ini? Bahkan untuk proyek masa depan selanjutnya? 

Harus dibersamai sesuatu yang akupun mencintainya secara parsial itu rasanya memang menggelitik. Semacam cerita klasik tapi memang masih berlaku untuk dekade ini. Seperti ingin jalan-lari-bahkan kabur dari semua ini, tapi tidak mungkin, kalau hal ini dilakukan, aku semacam anak kecil yang belum bisa menggunakan logika dengan normal saja. 

Sudahlah, hadapi saja apa yang sudah terbentang didepan matamu, apa yang sudah kamu pilih didalam hidupmu ini. Barangkali ini salah satu jalan yang akan mengantarkanmu pada mimpi-mimpi cantik yang sudah kamu rangkai, ya, barangkali. 

Hingga detik ini juga, aku masih mencari solusi yang mampu membuatku bertahan dan membuatku akan melanjutkannya di masa akan datang. Yeah, maybe. Mengkolaborasikan faktor X+Y sehingga menjadi Z itu butuh pemikiran khusus dan stock mood yang cukup banyak. I think~

Tugasku sekarang adalah menjadi manusia yang tidak mengenal kata menyerah apalagi berputus asa atas apa yang sedang aku tempuh. Huh! Harus aku implementasikan kata-kata ini, meski harus tertatih langkahku. Bisalah, ya kan?

Baca lagi sejarah orang-orang hebat yang pernah menempuh jalan ini sebelumnya. Jadikan mereka pemantik semangat si bungsu ini. Dan ternyata mereka memang sudah sangat mencintai apa yang mereka pilih (tentunya). 

Lagi-lagi, cinta menjadi kunci sebuah pilihan. Menjadi kunci segala kunci dari setiap episode kehidupan. Lantas timbul pertanyaan, bolehkan kita mencintai sesuatu secara parsial?

**
Ini hanya goresan aksara yang sedang menari menggelitik di benak. Menyaksikan realita (bahkan menjadi bagian dari pelakunya). Akankah aku bisa bertahan dengan demikian, seperti mereka yang sangat menikmati perannya dibalik meja. Disaksikan detak jam yang senantiasa bergulir tanpa menunggu apapun darimu, bahkan bisa saja ia membunuhmu. Akankah aku bisa? Itukah passion-ku?
**
Lagi-lagi tentang passion. Terimakasih pada konspirasi semesta yang membuatku mencintai hal lain yang baru saja membersamaiku. Sebut saja ia dunia menulis, sastra dan sejenisnya. Tetaplah bertahan membersamaiku hingga ruh berpamitan dengan jasad milikNya ini..

**
Selamat malam, langsung dari Bandung, Gg. Adikacih, kosan Ibu Mely.