Jumat, 04 Oktober 2013

Konsep Tanam-Menanam versi Allah

Matahari yang bersimphoni dengan angin yang akan membantu para bunga dalam berkembang biak, dengan backsound Al-Kahfi nya Al-Ghomedi.. lirih menyapa seperti angin yang menyapa dedaunan hijau ditengah musim panas..

Hari ini hari jum'at, hari raya-nya ummat muslim, hari yang penuh berkah. Sembari menunggu kaum adam menunaikan sholat sunnah yang wajib: sholat jum'at, aku disini, lagi-lagi bersama benda-benda mati yang menemani. Sedikit mencari inspirasi ditengah panasnya udara. Teringatku tentang orang-orang itu, hari ini mereka membuatku berdecak kagum dengan segala hal positif yang ada pada mereka, tentu dengan sisi yang berbeda.. :')

Yang pertama Pak Doktor. Ya, sebut saja Pak Doktor, karena memang demikian gelarnya. Semester ini kedua kalinya aku di didik beliau. Di didik loh bukan di ajar, lain ya.. :') 
Cara beliau dikelas-lah yang membuatku berkata demikian. Sejak pertemuan pertama dengan beliau, beliau selalu menekankan "konsep proses" bukan "konsep hasil" selalu demikian. Dan ketika pertemuan kesekian, sekian dan sekian, beliau selalu mengingatkan hal ini lagi. Buatku, inilah cara mendidik. Beliau mampu membentuk paradigma, ini bagiku. Bahasa beliau yang lain dari dosen yang lain membuatku selalu tertarik ketika di didik olehnya. Dan ada beberapa pemikiranku yang terbentuk setelah kuliahnya. Dan, aku semakin sadar, bahwasanya saat ini, Indonesia sedang butuh orang-orang seperti ini. Orang-orang yang mampu mendidik bukan hanya -mengajar-. Hanya orang-orang terdidiklah yang mampu mendidik, dan mengajar? semua orang bisa. Semoga rahim bangsa ini terus melahirkan pendidik yang kompeten dengan pondasi akhlaq yang kokoh tentunya. Semoga :')


Yang kedua ini tentang seorang ibu paruh baya yang aku kenal disini hampir 1thn lebih. Sebut saja Ummi. Tadinya aku enggan untuk datang kerumah Ummi untuk hadir dikelas tahsin jam 10.00 pagi ini, selain karena sebelumnya ada kuliah yang kadang selesainya ngaret, juga adik-adik mentor banyak yang minta mentoring sebelum juma'atan. Alhasil, Allah-lah yang menggerakkan kaki juga hatiku untuk kerumahnya. Aku datang kesana, dan kelas tahsin sudah dimulai ternyata. 90 menit kelas, selesai, ustadznya ingin segera menunaikan kewajibannya sebagai kaum adam: sholat jum'at. Dan sebelum pulang aku sempat bincang sedikit dengan Ummi. Dan, "fabiayyi aalaairabbikumaa tukadzdzibaan.." penggalan ayat ini seakan terngiang dihatiku. Benar, "Maka nikmat Tuhan kamu manakah yang kamu dustakan?". Memang sengaja ayat ini diulang hingga 31x dalam surat Ar-Rahman, ini sebagai pengingat bahwasanya manusia sering sekali lupa akan nikmat Allah yang begitu banyak. 
Alhamdulillaah, big thanks to Allah.. karena begitu banyak orang-orang baik yang ada disekitarku meskipun aku jauh dari orang tua, selalu saja ada pertolongan dan nikmat yang datang. Inilah takdirNya, bukan kebetulan :') AllahuAkbar.
Kebaikan Ummi itu, serta orang-orang yang ada disekitarku saat ini sungguh membuatku sering berdecak kagum dalam hati. Semoga Allah selalu memberkahi kehidupan mereka dari hari ke hari. Dan sikap orang-orang yang berbuat baik selalu memotivasiku untuk bisa berbuat demikian semampuku, karena aku yakin dengan "konsep tanam-menanam" versi Allah. Boleh jadi, kebaikan orang-orang hari ini kepadaku adalah "panen" dari orang tuaku ataupun orang-orang terdahulu lainnya.  Bisa jadi bukan? Dan, inilah yang ingin aku siapkan untuk anak-anak serta cucu-cucuku nanti, walaupun mungkin aku tidak bisa "memanen" benih itu sekarang, setidaknya aku sudah menyiapkan "saldo" untuk mereka dihari esok. 

Indah bukan dunia ini? Indah dengan kebaikan yang selalu tersebar dimanapun :')


 -Jatinangor, Graha Suhardani, 4 Oktober 2013-
~Jumu'ah mubarak~

Kamis, 03 Oktober 2013

Tears in dhuha..

"...laa yukallifullahu nafsan illah wush'ahaa.."
Penggalan ayat yang cocok untuk saat ini. Tidak mungkin seorang guru SD memberikan soal anak SMA untuk mereka ujian. Tidak mungkin.

Semua terasa crowded, ya?
Sabar yaa sholihaah.. semua ini tak akan lama kok, yakinlah..
Dan suatu saat kamu pasti akan rindu masa-masa ini, yakinlah..

Yakinilah dengan penuh dan jangan biarkan ragu mewarnai walau hanya setitik, oke? :')
Kamu berdo'a untuk menjadi wanita yang tegar, kan? Dan inilah ajang pembuktian itu sholihaah..
Buktikan, bahwa kamu bisa..

Kamu tidak pernah berjalan sendiri, ada Allah yang selalu menyertai hari-hari indahmu.. yang menidurkanmu dikala sudah jenuh dengan hari-hari yang padat dan yang akan membangunkanmu dengan sambutan pagi yang penuh harap..berharap hari itu dilalui dengan indah juga..

Bagaimana dengan air mata ini? Ini hanya luapan emosi dan perasaan yang terakumulasi. Kapan saja ia bisa keluar, dan tak ada bendungan yang bisa menahannya. Menangislah jika itu membuatmu lebih lega :')
Dan jadikan tilawah sebagai penghiburmu, atau mendengar suara wanita disebrang sana? Keduanya bisa menjadi obat kesedihanmu..

Teringat nasihat seorang sahabat dikala sore "serahin aja semuanya sama Allah, toh kita ga punya apa-apa, kan? Hehe..."
Pundak Allah-lah yang paling kokoh, menangislah di pundakNya :')

**mama, maaf ga bisa nemenin rontgen.. sehat terus ya ma :')

Selasa, 01 Oktober 2013

Be Economgenic-Sastragenic-Religigenic

Aku adalah salah satu orang yang tidak percaya dengan teori kebetulan, tapi yakin dengan teori Tuhan. Karena itu pasti semua sudah ada di skenarioNya, sekalipun itu hanya sebuah pertemuan singkat dengan seseorang. 

Dan, takdir ini tentang passion. Ya, passion yang selama ini aku cari.
Tepatnya kemarin, hari senin. Di pagi hari selepas agenda rutin ruhiyah, aku naik ke kasur (lagi) dengan niat mau tidur (lagi) karena masih ngantuk, tapi mata ini tidak berkompromi dengan hasrat ngantuk, malah jadi asik nge-net di hp dan tumblr-walking. Kemudian, tertariklah dengan sebuah reblog dari akun seseorang yang mampir di dashboard-ku. Disana ada tulisan seorang pria yang menceritakan tentang kisah keluarga kecilnya (dia-istri-dan-calon anak). Romantis, manis, dan cukup membuat melting ~

Terlepas dari esensi tulisan si pria itu, aku jadi tau satu lagi karakter penulis yang baru aku baca tulisannya.
Siangnya, aku janjian dengan si mas'ul, katanya dia mau pinjemin buku untuk referensi TOR acara kita. Pas ngeliat bukunya, ternyata itu buku si pria yang aku baca tulisannya di tumblr tadi pagi.
Masyaa Allah.. semua sudah diatur dan saling berkesinambungan. Dan pada siang itu juga aku melihat koleksi buku-buku si mas'ul, beeeuh bikin melting juga. Beliau bener-bener niat banget untuk buat perpus pribadi (itu yang aku baca dari caranya memiliki buku). Kemudian ada dua buku yang menarik perhatiannku, pertama buku kumcer inspiratif yang disana ada tulisan si mas'ul, God! Makin makin makin melting plus envy bacanya (dalem hati, kapaaaan giliran aku bisa begini?). Yang kedua, si mas'ul dapet tandatangan penulis buku, dari penulis itu ada catatan buat si mas'ul "seratus tahun setelah kamu meninggal, siapa yang akan menyebut namamu?" (Catatan ini bener-bener bikin hati jleb, melting, and speechless :'|). 

Kemudian,  takdirNya membawaku ke siang hari yang cerah ini. Lagi-lagi sedang tumblr-walking. Terpusatlah perhatianku pada akun-nya ikhwan ITB yang membuat tulisan dengan judul sastragenic. Tsaaah, pas dibaca, ternyata itu nice bangetlah! Seakan aku mengalami hal itu ke mereka (para penulis yang belum pernah aku jumpai). Tidak peduli seperti apa fisik mereka, tapi mereka berhasil "meracuni" pikiranku dengan segudang kata-kata yang menjadi sihir. Itulah mengapa mereka disebut sastragenic.

Well, how about me?

Aku yang berbasic economic'ers banget, bisa gak ya jadi orang-orang yang bisa menginspirasi banyak orang dengan julukan sastragenic itu?
Seperti di awal tulisan tadi, ini tentang passion. Seakan semakin tau mana yang aku suka dan jalani dengan hati. Menulis. Terlepas tulisanku lebih banyak yang abstrak. But, i loved it!
Jadi inget dulu waktu baru masuk kuliah, ibu bilang gini "ade itu, cocoknya sama pekerjaan yang pake hati, menjahit, menulis dan yang sejenisnya". Sekarang, kalimat itu terulang kembali. Ditambah lagi dengan skenarioNya yang berhubungan akhir-akhir ini. Membuat passion itu menggebu kembali dengan sejuta alasan yang ada.

Jadi, menjadi economgenic yang sastragenic berbasic religigenic adalah bukan hal yang mustahil, kan?:)

Dan waktu yang akan menjawabnya, entah 1, 5, 10 atau bahkan 20 tahun lagi. Pasti akan aku dapatkan jawabannya dengan proses yang maksimal :')

Buku yang dikasih pinjem adalah: Sewindu, cinta itu tentang waktu-Tasaro GK.
Akun link itu adalah: www.kurniawangunadi.tumblr.com
Silahkan sambangi keduanya :')

-Jatinangor, 1 Oktober 2013-
Anw, Selamat Hari Pancasila, Indonesia!