Selasa, 24 September 2013

Random (I)

Let's say with Basmallah :')

waaah, dah lama ga nge-blog disini, selain belom punya pulsa modem juga kayak ga sanggup gitu buat merangkai kata-kata, padahal kadang ada aja ide buat nulis.. hiks :'( butuh banyak baca nih kala tangan kaku untuk menulis -quote-

Sebenernya mah banyak kisah akhir-akhir ini, macem-macem kategorinya *gayalaaah :'D
Dari kisah keluarga, diri sendiri, teman sampe organisasi *fiyuuh ~

flashback dikit yuk! biar ada goresannya di tiap kejadian, walau hanya satu atau dua paragraf :')

**
Sekitar hampir sebulan setengah yang lalu, dapet kesempatan lagi buat bersilaturahim jarak jauh: mudik. Mudik ke kampung-nya mama, Palembang! cihuy bangetlah bisa kesana lagi, setelah 5 tahun ga kesana. Haha. Dan waktu kemarin kesana datang dengan keadaan yang beda, hehe. 
Selama disana, hal yang paling menyisakan ingatan itu adalah tentang kondisi rumah nenek yang sudah tua. Sedih ngeliat bangunan tua yang masih kokoh itu. Warna cat-nya ga berubah, tetap putih, hanya saja sudah begitu banyak noda di dinding-dinding tua. Kini, tak ada lagi anak atau kerabat nenek yang tinggal disana. Yang ada hanyalah barang-barang tua nan langka, serta kenangan. Yap! kenangan yang tak ternilai harganya. Meski dan walau aku ga pernah stay lama dirumah itu, tapi memory ketika datang kesana selalu melekat jelas diingatan. Dulu, waktu kerumah itu, rumah masih rame. Rame dengan kedatangan uwak, serta sepupu-sepupu ataupun keponakan. Suka lari-larian di dapur rumah nenek yang gede banget, haha, dasar anak kecil. Trus juga suka takut kalo mau keatas sendirian. Suka main ke kebun belakang rumah juga, bahkan waktu itu kakak pernah kecebur di empang buatan di belakang rumah, gara-gara kita main perahu pelepah pisang sama kakak sepupu, haha, itu tuh kenangan yang ga bisa dilupain. 
Ah! rumah itu, unik banget, kenangan dan bangunannya yang unik.
Kini, silih berganti orang datang kerumah itu, dan kini satu persatu pemilik rumah itu pergi, ada yang pergi selamanya dan ada pula yang hanya berpindah jarak, contohnya mama. 
Sempet nanya gini ke mama "mama ga sedih ngeliat rumah nenek sekarang?" dan mama jawab "ga sedih, cuma pilu" T___T
Semakin sadar, semegah apapun bangunan yang kita buat, toh nantinya juga akan kita tinggalkan, cepat atau lambat. Dan kini, rumah yang besar itu, seakan hanya menjadi museum keluarga besar Kakek dan Nenek Palembang. Sedangkan memori-memori indah itu, biarlah ia hidup sepanjang usia orang-orang yang pernah tinggal disana, meski bangunan itu tak lagi terurus :'(

Jika saja, dinding-dinding rumah itu dapat berbicara, mungkin mereka tak ingin ditinggal pergi oleh penghuninya. Tapi, inilah hidup, tak selamanya kita tinggal dibumi ini..

Maka, ada bangunan yang semakin kita tinggalkan, maka semakin kita ingin kembali padanya. Itu adalah rumah serta dengan kenangannya :')

sayang, ga punya dokumentasi rumah nenek, nyesel banget lupa fotonya :(
oh ya, sebelum pulang ke Jakarta, uwak bilang gini "janji ya untuk balik lagi kesini" dan aku hanya menjawab dengan senyuman. Dalam hati berkata "one day, InsyaAllah.. :')"



Dokumentasi pribadi : Foto Jembatan Ampera dibawah langit cerah :')

Tidak ada komentar:

Posting Komentar