Rabu, 07 Agustus 2013

Menyambut dan Mengantarmu, Ramadhan.

Kedatanganmu yang dinantikan, kini kepergianmu yang sudah diambang pintu..

11 bulan kami menunggu, bahkan dalam proses menunggu itu ada kalanya kami lupa bahwa kamu akan datang. Dan, lucunya kami akan teringat akan dirimu lewat iklan-iklan sirup, iklan-iklan sale pakaian di berbagai departemen store, iklan-iklan biskuit yang katanya selalu cocok untuk dibawa silaturahim.
aah, lucu sekali kami ini, baru ingat akan kedatanganmu dari para penggiat iklan-iklan di TV itu yang selalu bermotifkan komersial. Selalu demikian.
11 bulan kami menunggu, terkadang tidak kami persiapkan latihan-latihan ibadah itu dengan semaksimal mungkin. Karena, 11 bulan itu adalah bulan latihan sedangkan yang 1 bulan ini adalah bulannya lomba, ya! lomba menabung dan memperberat kantong-kantong amal tentunya berlomba-lomba menggapai RidhoNya. Karena hanya dengan RidhoNya lah kita bisa masuk ke JannahNya.. Bukankah itu impian semua insan? :)
11 bulan kami menunggu, terkadang kami sering isi dengan berbuat maksiat, entah secara batin mau secara dzahir. Padahal, 24 Jam nonstop bahkan hingga ruh ini berpisah dengan jasadnya, Engkau tidak pernah memperbolehkan kami tuk berbuat maksiat. Iya bukan? Selalu dan pasti demikian. Lantas, kenapa kami baru sadar ketika yang 1 bulan itu akan datang? ah, lagi-lagi manusia ini!
11 bulan kami menunggu, dan ketika engkau datang harus dihiasi dengan perdebatan garing para ulama tentang awalnya-juga akhirnya dari bulanmu.
11 bulan kami menunggu, ada dibeberapa bahkan banyak dibawah atap-atap rumah sana yang membiarkan mushaf-mushaf itu tersimpan rapi, bahkan sangat rapi hingga debu beberapa cm menjadi covernya, hingga sarang laba-laba tak mau kalah menemani lembar-lembar Kalimat CintaNya. Ah! manusia ini! dan engkau, mushaf-mushaf mulia baru akan tersentuh dan keluar dari tempat peristirahatan kala 1 bulan itu datang, dengan berbagai kecepatan manusia-manusia itu berlomba-lomba untuk membaca Ayat-ayat CintaNya itu. Bahkan, terkadang melupakan rambu-rambu yang ada.

Dan, rasa malu menyergap beberapa insan.
Ya, kami malu padamu yang datang hanya sekali dalam setahun, hanya 30 hari! tapi tidak maksimal kami memanfaatkanmu. Tidak secara continue kami menghidupkan malam-malamNya. aah, sungguh sangat malu kami padamu yang selalu memberi kesempatan pada kami.
10 malam pertama dibulanmu, masjid masih penuh dengan manusia-manusia yang menggelora semangatnya.
10 malam kedua dibulanmu, masjid mulai diduakan oleh manisnya iklan-iklan great sale di banyak departement store. Manusia pun lebih memilih thawaf di beberapa mall ketimbang menjadi makmum untuk bertarawih dirumahNya.
10 malam ketiga dibulanmu, masjid seakan sudah terlupakan oleh beberapa insan. Shaff yang ada di masjid hanya 3 baris, itupun tidak penuh. Mereka lebih memilih menggunakan malam mereka untuk mempersiapkan lebaran yang katanya sudah sebentar lagi.

Ramadhan, kini kau sudah diambang pintu kepergian. Kami mengantarkanmu dengan ibadah-ibadah yang tidak se-great obral pahala yang kau tawarkan.  
Ramadhan, kami adalah insan-insan berdosa, tapi kami pun juga merasakan kehilangan dirimu, kami akan rindu padamu dengan berbagai kenikmatan yang ada didalamnya.
Ramadhan, maafkan kami yang tak bisa menjamu-mu dengan sebaik-baiknya hidangan ibadah kami.

Kami malu padamu, ramadhan.
Maafkan kami.. terimakasih atas milyaran pahala yang sudah kau sediakan untuk kami.
Kini, kau akan pergi 11 bulan lamanya. Semoga kami dapat berjumpa denganmu dalam keadaan yang lebih baik lagi.
Semoga ramadhan kali ini melahirkan banyak generasi muttaqin. Aamiin :)

Jakarta, 29 Ramadhan 1434 H

Tidak ada komentar:

Posting Komentar