Jumat, 16 Mei 2014

Senyum-mu :)

Aku tau (entah atau sok tau), tentang bagaimana perasaanmu saat ini. Berulang kali kita sering bercerita perihal -perasaan- ya, hal abstrak yang tak berkesudahan untuk dibahas. Entah sampai dimana cerita ini akan berujung. Seringa kali juga hadir tetesan air mata kala membahasnya (perasaan). Entah itu air mata setelah kita disakiti, dibohongi, air mata penyesalan, air mata atas keterpaksaan diri sebagai wanita, air mata kerelaan memilih atas dasar anak. Entahlah, tapi aku berharap perjumpaan dilain waktu kita berhiaskan air mata kebahagiaan atas pilihan hidup yang kita jalani.

Senyuman itu, aku dan dia tau bagaimana kau membuat simpul senyum manis diwajahmu yang kian lelah. Ya, engkau tetap tersenyum meski hati sedang tertatih meracau atas segala skenario hidup yang sedang kau jalani. Semua itu semenjak si pangeran -tanpa nama- itu hadir ke kehidupan dirimu. Ia bukanlah si adam yang sedang kau tunggu. Bahkan, baru kau mengetahuinya lewat kertas-kertas yang berbicara tentang siapa dirinya. Ya, sebatas itu. Mungkin kehadirannya (lagi) bagaikan petir ditengah hari yang cerah ceria. Tanpa diduga dan tanpa disangka. Tapi apa mau dikata? Dan jauh dari angan-anganmu, ternyata keluarga besar sangat merestui, dan dari situlah semakin berkecamuk (lagi) hatimu. Aku tau, karna seperti itulah air wajah yang kau tampilkan ketika bercerita perihal ini.

Ia ingin sesegera mungkin memprosesmu. Bahkan ia datang sampai dua kali (hanya untuk memastikan jawaban "iya" mu bukan semata-mata menghargai "saja" kedatangannnya) tapi memang atas dasar ke-ikhlasan hati terdalam-mu. Tengah bulan ini kala si purnama sedang pentas di panggung pekat, si adam datang dengan "simbol" ikatan antara kalian. Simbol yang (setidaknya) memperjelas hubungan kalian. Yaa setidaknya, aku lebih suka dengan ikhwan yang demikian, ia berani datang dengan segenap keberaniannya dan mengatakan bahwa ia sudah siap, bukan berkata "tunggu aku.....".

Teh, aku tau (juga berusaha memahami) isi hatimu saat ini. Pun (pernah) menjadi saksi dari kisahmu dengan si X, Y, Z bahkan tentang anganmu dengan si W, hm.. pelik memang. Seakan kau harus membangun (kembali) hati agar kembali utuh untuk ia yang memilihmu. Bahkan harus membuang semua kenangan yang sempat menetap dihatimu.

Aku tau, kau percaya bahwa skenarioNya jauh lebih indah dari sekedar angan-angan manusia. Bahwa kado itu sedang Ia rancang dengan pita tercantik bahkan dengan aroma parfume yang sangat wangi. Dan kado itu akan Ia berikan diwaktu yang tepat.. :')

Meski dengan air mata engkau harus menerimanya, tapi yakinlah, air mata itu akan menjadi saksi bahwa seorang hawa ini sudah mau menerima dengan ikhlas seseorang yang bukan di angannya.

1 komentar: