Jumat, 16 Agustus 2013

Act Egypt

16 Agustus 2013, satu pekan setelah Hari Raya Idul Fitri. Tepat dihari Jum'at yang penuh berkah, di bumi pertiwi ini, ada 18 titik aksi solidaritas #SaveEgypt. Aksi akbar yang serentak diserukan guna menyuarakan isi hati kami, masyarakat Indonesia yang terdiri dari banyak elemen, bahwa kami peduli dengan mereka, saudara se-iman kami. Meski kami berdiri di masing-masing pijakan, tapi kami memiliki tujuan yang sama. Segala bentuk label politik, organisasi, dan berbagai kepentingan egois lainnya seakan kami lupakan demi saudara-saudara kami. Karena sudah menjadi rahasia umum, bahwa tragedi ini sudah bukan lagi kita liat atas nama organisasi, tapi atas dasar kemanusiaan. Dalam kurun waktu beberapa jam saja, sudah ribuan orang tak bersalah mati, dan kami semua berharap, mereka mati syahid. Itulah tujuan mulia dalam hidup seorang muslim --syahid-- dan saat ini mereka sedang menjemput seni kematian terbaik, terindah --syahid-- 
AllahuAkbar :'(

Begitu dahsyatnya gelombang iman yang Allah titipkan pada hati-hati ini, mengapa? Karena sesuatu yang bernama iman itu berbuah manis. Kami memang tak pernah melihat sekalipun saudara-saudara yang ada disana, bahkan tak pernah kami bisa bayangkan seperti apa wajah mereka. Tapi, begitu kami mendapat kabar bahwa mereka tertindas, teraniaya dengan alasan yang tidak jelas, seakan membuat kamipun sakit. Karena memang begitulah hakikatnya ummat islam, bersaudara dan diibaratkan sepert satu tubuh.

Saudaraku, langit Jakarta hari ini seakan turut mendukung aksi solidaritas kami. Ribuan massa aksi hadir disini. Tak hanya manusia-manusia dewasa tapi banyak juga makhluk kecil bermata bening yang hadir ditengah kerumunan massa. Dimulai dari Pkl 10.00 WIB dari depan gd. UOB, kami para mahasiswa dari berbagai almamater dan bendera organisasi memulai 'pemanasan'. Dengan kontrak waktu yang diberikan oleh Pak Polisi sampai Pkl 10.30 ditempat itu, cukup membuat semangat kami terbakar oleh orasi dari para orator juga dengan panasnya mentari yang bersahabat. Tidak lupa, taujih Rabbani dibawakan oleh salah satu ikhwan dari UNJ, surat yang dilantunkan adalah As-Shaff :') semakin syahdu rasanya aksi kami ini. Sang korlap, mahasiswa FISIP UI membawa kami hanyut dalam suasana aksi, pembacaan press release yang dibacakan oleh Ketua Salam UI, semakin membuat kami yakin mengapa kami memilih untuk berpanas-panas ria diatas aspal jalanan ini. Massa aksi akhwat pun dimobilisasi dengan metromini yang sudah disiapkan untuk menuju TKP (Istiqlal) TKP berubah haluan karena di HI akan ada sterilisasi untuk HUT RI, besok. Tapi tak membuat niat dan semangat kami berubah haluan.

Masjid Istiqlal menjadi saksi bisu dari para pejuang jalanan itu, berkumpul, melingkar di satu dan lain tempat. Mengisi energi raga dan jiwa. Sholat Jum'at yang dilakukan para ikhwan sangat menggetarkan qalbu, 3 lantai dari masjid terbesar se-Asia Tenggara itu penuh oleh jama'ah, diakhir sholat jum'at, sang imam tidak lupa mengajak para jama'ah membacakan qunut nazilah untuk kaum muslimin di dunia ini. Selesai salam, imam langsung bangkit tuk mengajak jama'ah sholat ghaib. Semakin membuat hati bergetar. Lebih dari 40 kepala mendo'akan mereka, belum lagi para malaikat yang menaungi langit-langit masjid, seakan semakin yakin bahwa do'a kami akan terkabulkan :')

Setelah dirasa cukup atas asupan jiwa dan raga, kami semua melakukan longmarch dari istiqlal menuju kedubes AS. Awalnya, barisan kami hanyalah barisan mahasiswa, lama kelamaan menjadi bersatu padu dengan masyarakat umum, para abi'ers, ummi'ers yang membawa 2, 3, 4, 5 anaknya tidak mau kalah. Menyanyikan beberapa nasyid haroki, bertakbir yang seakan menggetarkan langit yang cerah. Kalian tau saudaraku? tidaklah saling mengenal lama kami, para massa aksi, wajah mereka terasa asing, bersua pun kebanyakan baru siang tadi. Tapi ada hal aneh yang membuat kami merasa nyaman, meski berdesak-desakkan, ukhuwah islamiyah.. ya, ukhuwah islamiyah yang membuat kami merasa nyaman. Itulah salah satu efek dari iman kami.

Rabb, begitu indahnya ukhuwah kami ini.. semoga saja iman kami terus menggelora hingga ruh berpisah dari jasadnya. Istiqomahkanlah kami, meninggalkanlah kami dalam keadaan khusnul khotimah, juga syahidkanlah kami.. seperti mereka, saudara kami di Mesir, yang syahid.. InsyaAllah :')

Aku, Kami, mencintai kalian wahai saudara seiman.. karena Allah. Teruslah berjuang menegakkan kebenaran, karena Allah akan menolong para jundullahNya.. 

Selasa, 13 Agustus 2013

Noktah Kelabu

Sesingkat atau sepanjang apapun kisah anak manusia, pasti akan ada benang hikmah yang bisa kau tarik. Dan tentunya hikmah ini hanya bisa ditarik oleh orang-orang yang mau berfikir. Itu yang aku tahu.
Demikian dengan kisah lampau, kalian tahu kan? bahwa yang bisa kita lakukan dari masa lalu adalah mengambil hikmahnya dan mempelajarinya agar tidak terulang lagi hal yang buruk dan menjadi lebih baik lagi untuk masa lalu yang baik.

Ini tentang hati anak manusia -perasaan- 
Berbicara mengenai hal ini memang membutuhkan waktu khusus dan panjang untuk membahasnya. Karena akan ada begitu banyak cabang pembicaraan dari topik ini. Kau tau, bahwa perasaan adalah hal yang sensitive? Ya, hampir setiap orang mengetahuinya. Lalu, apa yang harus dibahas dari perasaan ditulisan ini?
Entah, hanya ingin sedikit membahas dan mengungkapkan apa yang terlintas dibenak. Hanya ingin menuliskan, bahwa perasaan itu adalah hal abstrak, mungkin sama abstraknya dengan ruh yang menghuni tubuh manusia. Mereka sama-sama tak terlihat tapi mampu dirasakan dan mampu mengendalikan anak manusia untuk berbuat sesuatu. Yaa, percaya atau tidak yang pasti memang demikian nyatanya.

Kau tahu? bahwa ada anak manusia yang membenci dengan perasaannya. Ya, ia benci dengan noktah-noktah kelabu yang hinggap dihatinya. Anak manusia ini tak ingin merasakan hal itu saat ini, tak ingin. 
Kau tahu? seakan ada satu pintu di gumpalan daging ini yang semakin hari semakin tertutup rapat. Seakan tak ingin terusik (untuk saat ini). Tapi ternyata sakitpun turut menjadi rasa seiring pintu itu tertutup.
Tetapi, kau tahu? anak manusia ini paling tidak suka dibohongi dan ternyata tak bisa juga membohongi diri sendiri.
Dan, kau tahu? banyak hal yang tidak bisa ditafsirkan dari noktah-noktah itu dari semilir perasaan itu. Tak sanggup pula anak manusia ini menafsirkannya.

Kini, anak manusia itu hanya ingin bersahabat dengan waktu yang berbaik hati dan menjadikannya produktif lagi. Dan untuk lebih produktif lagi, memang ada yang harus dilepaskan dibagian 'ini' agar menjadi lebih lega dirasa, agar tidak pernah merasa sesak lagi memenuhi dada..

Yaa, aku tahu :')

Maaf, ternyata ada hati yang belum bisa memaafkan siluet itu.. ~

Salam 'Maaf' dari Jakarta :')
13  Agustus 2013

Minggu, 11 Agustus 2013

Itukah Cinta?

"Nadh, inget dengan si Y (wanita) sama M (pria), engga? dulu mereka pernah jadian tau. Tapi sekarang udah putus. Dan waktu itu si Y cerita, katanya mereka udah pernah 'melakukan' hal itu. Astaghfirullah. Kalau keinget sama si Y, diriku pasti inget akan cerita itu. Dan sedihnya lagi, si Y itu anak dari hasil diluar halal juga dari orang tua-nya. Waktu itu si Y yang cerita sendiri."

Kaget, engga nyangka banget kalau inget-inget sosoknya Y yang terlihat polos. Usia Y 1 tahun dibawahku, tapi ternyata pikirannya lebih 'dewasa' beberapa tahun dariku. Astaghfirullah. Na'udzubillah. Inilah salah satu yang dikhawatirkan dari pergaulan jaman sekarang. Bisa saja tidak ada niat, tapi bisa saja terjadi jika kesempatan itu terbuka lebar. Astaghfirullah!

Entah apa yang terjadi pada saat itu, entah apa perasaan mereka saat itu, entah bagaimana kondisi fisik dan psikis mereka (terutama Y), entah, entah, entah. 

Atau, inikah yang disebut dengan CINTA? cinta yang katanya mampu membutakan mata siapa saja bagi para insan yang sedang dimabuk olehnya. Tapi, apakah harus dengan cara demikian sepasang anak manusia mengekspresikan cintanya? bukankah cinta itu suci? karena datang dari Yang Maha Suci. Setelah hal demikian terjadi, maka cinta itu tidak lagi suci. Allaah :'(

Dan jika hal seperti itu sudah menjadi nyata, lagi-lagi yang menjadi korban adalah wanita. Selalu demikian! begitu rapuhnya wanita untuk hal-hal seperti ini. Dan pria? bisa saja mereka pergi jauh meninggalkan wanita itu sejauh mungkin. Wallahu'alam..

Mendengar kisah tragis yang menyayat hati, membuatku bersyukur dengan apa yang sedang ku jalani saat ini -tarbiyah- aku merasa sangat safety dengan masuk ke lingkaran itu. Karena, ada banyak hal yang diajarkan di lingkaran itu yang tidak diajarkan dari orang tua, dari bangku akademik. Dan tentunya, begitu bersyukurnya aku dikaruniai orang tua dan keluarga yang sangat berusaha menjaga anak gadisnya dari pergaulan yang buruk dan memiliki perlindungan serta perhatian yang luar biasa.

Allah, lindungilah kami para pemuda yang selalu berusaha menjaga kesucian kami semua. Bantulah kami untuk bisa menghindar dari segala macam bentuk zina. Jika memang waktunya sudah tepat untuk menjadi halal antara satu dengan yang lain, maka, mudahkan dan segerakanlah Ya Allah, supaya kami tidak terjerat pada bisik halus syaitan yang menyuruh kami semakin larut berbuat zina. :'(

Mencintai memang bentuk kata kerja, dan memang butuh pembuktian dari kata mencintai tersebut. Tapi, bukanlah dengan hal demikian pembuktian dari kata mencintai itu sendiri. Hanya dengan satu gerbanglah pembuktian itu "Khitbah-Ijab Qabul-SAH"

Wallahu'alam..

Rabu, 07 Agustus 2013

Menyambut dan Mengantarmu, Ramadhan.

Kedatanganmu yang dinantikan, kini kepergianmu yang sudah diambang pintu..

11 bulan kami menunggu, bahkan dalam proses menunggu itu ada kalanya kami lupa bahwa kamu akan datang. Dan, lucunya kami akan teringat akan dirimu lewat iklan-iklan sirup, iklan-iklan sale pakaian di berbagai departemen store, iklan-iklan biskuit yang katanya selalu cocok untuk dibawa silaturahim.
aah, lucu sekali kami ini, baru ingat akan kedatanganmu dari para penggiat iklan-iklan di TV itu yang selalu bermotifkan komersial. Selalu demikian.
11 bulan kami menunggu, terkadang tidak kami persiapkan latihan-latihan ibadah itu dengan semaksimal mungkin. Karena, 11 bulan itu adalah bulan latihan sedangkan yang 1 bulan ini adalah bulannya lomba, ya! lomba menabung dan memperberat kantong-kantong amal tentunya berlomba-lomba menggapai RidhoNya. Karena hanya dengan RidhoNya lah kita bisa masuk ke JannahNya.. Bukankah itu impian semua insan? :)
11 bulan kami menunggu, terkadang kami sering isi dengan berbuat maksiat, entah secara batin mau secara dzahir. Padahal, 24 Jam nonstop bahkan hingga ruh ini berpisah dengan jasadnya, Engkau tidak pernah memperbolehkan kami tuk berbuat maksiat. Iya bukan? Selalu dan pasti demikian. Lantas, kenapa kami baru sadar ketika yang 1 bulan itu akan datang? ah, lagi-lagi manusia ini!
11 bulan kami menunggu, dan ketika engkau datang harus dihiasi dengan perdebatan garing para ulama tentang awalnya-juga akhirnya dari bulanmu.
11 bulan kami menunggu, ada dibeberapa bahkan banyak dibawah atap-atap rumah sana yang membiarkan mushaf-mushaf itu tersimpan rapi, bahkan sangat rapi hingga debu beberapa cm menjadi covernya, hingga sarang laba-laba tak mau kalah menemani lembar-lembar Kalimat CintaNya. Ah! manusia ini! dan engkau, mushaf-mushaf mulia baru akan tersentuh dan keluar dari tempat peristirahatan kala 1 bulan itu datang, dengan berbagai kecepatan manusia-manusia itu berlomba-lomba untuk membaca Ayat-ayat CintaNya itu. Bahkan, terkadang melupakan rambu-rambu yang ada.

Dan, rasa malu menyergap beberapa insan.
Ya, kami malu padamu yang datang hanya sekali dalam setahun, hanya 30 hari! tapi tidak maksimal kami memanfaatkanmu. Tidak secara continue kami menghidupkan malam-malamNya. aah, sungguh sangat malu kami padamu yang selalu memberi kesempatan pada kami.
10 malam pertama dibulanmu, masjid masih penuh dengan manusia-manusia yang menggelora semangatnya.
10 malam kedua dibulanmu, masjid mulai diduakan oleh manisnya iklan-iklan great sale di banyak departement store. Manusia pun lebih memilih thawaf di beberapa mall ketimbang menjadi makmum untuk bertarawih dirumahNya.
10 malam ketiga dibulanmu, masjid seakan sudah terlupakan oleh beberapa insan. Shaff yang ada di masjid hanya 3 baris, itupun tidak penuh. Mereka lebih memilih menggunakan malam mereka untuk mempersiapkan lebaran yang katanya sudah sebentar lagi.

Ramadhan, kini kau sudah diambang pintu kepergian. Kami mengantarkanmu dengan ibadah-ibadah yang tidak se-great obral pahala yang kau tawarkan.  
Ramadhan, kami adalah insan-insan berdosa, tapi kami pun juga merasakan kehilangan dirimu, kami akan rindu padamu dengan berbagai kenikmatan yang ada didalamnya.
Ramadhan, maafkan kami yang tak bisa menjamu-mu dengan sebaik-baiknya hidangan ibadah kami.

Kami malu padamu, ramadhan.
Maafkan kami.. terimakasih atas milyaran pahala yang sudah kau sediakan untuk kami.
Kini, kau akan pergi 11 bulan lamanya. Semoga kami dapat berjumpa denganmu dalam keadaan yang lebih baik lagi.
Semoga ramadhan kali ini melahirkan banyak generasi muttaqin. Aamiin :)

Jakarta, 29 Ramadhan 1434 H

Minggu, 04 Agustus 2013

Chemistry kami :')

Keputusan seorang anak bungsu untuk kuliah di luar kota sudah aku ambil, dan sudah aku jalani hampir 2 tahun ini. Hasilnya, berbagai macam pengalaman, perasaan aku dapatkan selama jauh dari atap rumah dan juga orang-orang rumah: mama dan kakak.

Ternyata, jarak membuat kami semakin mengerti, merindu dan memahami satu sama lain. Udah terlalu sering kalau lagi di Nangor aku bergalau ria karena rindu dengan rumah-mama-kakak-masakan mama, apalagi kalau Nangor lagi 'menjadi-jadi' : pergi kost gelap, pulang-pun gelap. Dan itu rasanyaaaaaaaaaaa, ah! nano-nano bangeeeeet! kalo lagi begitu tuh maunya ketemu mama, dibuatin masakan lezat yang sehat-bersih dan bergizi, diperhatikan kala sakit, pokoknya dimanjain, walaupun engga dimanja banget tapi minimal diperhatiin laah, hehe *efek anak bungsu*

And, you know sodara-sodara? pulang kali ini terasa laiiiiin banget, mutlak bukan karena durasinya yang lama pisan yaaa.. tapi karena substansi-substansi yang ada dari hari ke hari.
Mama, wanita yang menjadi single parent 5thn (bahkan lebih). Dengan kedua putrinya, ditambah lagi si bungsu yang harus menimba ilmu jauh dari pandangan mata mama. Jadilah kebayang kayak apa sepinya mama dan rumah kalo lagi hari-hari biasa. Tapi betapa senangnya mama ketika kita lagi kumpul bertiga, itu tersirat di wajah beliau yang selalu berusaha tegar :') lewat canda beliau, lewat suaranya yang kadang memenuhi isi rumah (entah itu untuk menyuruh kita sesuatu, entah untuk membangunkan kita tidur *dirumah pasti begini* dan entah untuk hal lainnya).

Simplenya ajaah ketika mama masak dan aku diatas, pasti mama nyuruh sesuatu supaya aku kebawah dan secara gak langsung nemenin mama masak. hehe, mama bisa aja yah. 

dan, tadi sempet nemenin mama kerumah temennya..and than temen mama bilang gini 
"tuh, mamanya suka sedih kalo ditinggal sendiri..padahal juga kan, anak-anak mba *sambil ngomong ke mama* juga akan di gondol orang (emang kucing ya di gondol? -_-)"

*dalem hati* huaaaaaaa :'( jleb banget nih kata-katanya si temen mama.. gak dipungkiri emang mama sangat kesepian, that's why! kalo lagi pulang kerumah tuh rasanya aku disuruh ntar-ntar-ntar aja balik ke Nangor-nya. Disinilah titik demi titik terkumpul, sehingga semakiiiiiiin aku (anak bungsu mama) mengenal mama. Yaah, harap maklum selain dulu masih anak sekolah yang pikirannya main mulu, dulu juga tiap hari ketemu..jadi chemistry-chemistry ibu-anaknya ga sekuat sekarang, hehe.
Waktu beberapa hari yang lalu nemenin mama ke dokter, mama sempet bilang gini 
"yaah, mama sih pasrah aja dek sama Allah, kalau emang sakit ini yang terbaik untuk mama..tapi kan mama cuma ikhtiar buat berobat. kalaupun mama harus 'pergi' duluan yaa mungkin itu yang terbaik. Tapi dek, mama kan juga pengen gendong cucu dulu, ngeliat kalian nikah-punya anak"
*tsaaaaaaaah, mulai deh..anak bungsu ini gak kuat kalo denger kata-kata yang bikin melting gini, haha. untung pintu air siap menahannya :p

now, look mom..anak bungsu mama sudah tumbuh dewasa sekarang, terbukti lewat beberapa pikiran yang sudah visioner, tapi masih ragu untuk di share-kan ke mama maupun kakak, hanya dipikirkan dan dirancang dibenak sendiri, hehe. Tapi kadang, masih terlihat sangat kanak-kanak jika dirumah, masak aja masih belum bisa :D *gapapalaah, dulu mama nikah sama papa juga mama belum sejago ini masaknya, hehe ^^v

Entah, beribu ucapan terima kasihku pasti takkan sanggup menutupi semua kebaikan mama yang pasti para malaikat pun sudah sangat cape mencatat kebaikan-kebaikan itu. 
Ma, tau gak? hingga detik ini, rindu itu sering menyusup ke relung hati anak bungsu-mu, rindu akan sosoknya ditengah-tengah kita: papa. Tapi, tak kuasa aku tuk mengungkapkannya dihadapan wajah ceria mama. Yang ada ntar, rumah hujan lagi :D
Ade bisikan rindu itu didalam do'a-do'a ade aja deh. Ma :')

Ade, anak bungsumu sangat..amat sayaaang sama mama.. Malu rasanya, yang terkadang hanya medo'akan mama sekedarnya..padahal mama, tiap sujud..tiap itu pula mama mendo'akan yang terbaik untuk kita.
Maaf yah maa :'(

Love you, so much Mom :')

Kamis, 01 Agustus 2013

Tak Pernah Aku Tau ~

Kehidupan dan hidup itu berisikan manusia yang menjalankan perannya dengan masing-masing.. dengan tipe, karakter, habbit, gender, dan lain sebagainya yang membedakan satu sama lain. Pokoknya manusia itu sudah diciptakan olehNya dengan sebaik-baik rupa plus plus juga dengan jiwanya yang lain dari makhluk yang lainnya: tumbuhan, hewan. 

Ketika kita hidup di dunia yang sebentar ini, bertemu dengan banyak wajah berserta karakter yang menyertainya. Beserta dengan tindak tanduk kita ke mereka, mereka ke kita. Lalu timbul-lah pertanyaan "Posisi saya/kita di hidup mereka diletakkan dibagian mana ya?"
"Dibagian penting atau tidak penting?"
"Bagian itu besar atau tidak?"
Lantas.. ketika malaikat izrail menjemput kita, apakah mereka akan merasa sedih atau senang?

aah ~ itu hanya sedikit dari sekian banyak pertanyaan kritis dibenak ini. 
Disini, aku berharap..kehadiranku yang hanya sebentar dihidup mereka akan memberikan warna kebaikan yang membekas jejaknya walau tinggalah namaku di bumiNya.
Yang akan dirindu, kala aku sudah melakukan perjalanan panjang menuju kehidupan abadi nan menentramkan itu.
Yang akan selalu di do'akan ketika kita mulai memiliki jarak ataupun kita ada dihadapan mereka.

Entahlah.. Aku hanya ingin penduduk bumi dan langit mencintaiku dengan segenap cinta yang Ia berikan kepada mereka.. Hanya ingin :)

Allah.. Tak pernah aku tau sedikitpun tentang aku dibenak mereka, pun mereka dibenakku yang mereka juga tak tau. Tak pernah aku tau juga apakah mereka sudah memaafkan kesalahan-kesalahan yang sudah aku perbuat. Tak pernah aku tau apakah mereka sudah mengikhlaskan sikap-sikap tidak enak yang sudah aku perbuat. Entahlah ~

Allah.. selalu yang terbaik aku berharap untuk mereka. Semoga juga sebaliknya. Semoga mereka semualah jembatan-jembatan yang mempermudah langkahku menuju JannahMu yang indah :)

23 Ramadhan 1434 H
Jekardah, dibawah atap rumah